Rabu, 21 Juli 2010

Mengubah Imej di 2010 (mana Club, mana Gankster)

| Rabu, 21 Juli 2010 | 0 komentar

Sepak terjang geng motor tak pernah berhenti diberitakan. Kekerasan di jalanan jadi bayangan mengerikan buat para biker. Tak cuma pertempuran antargeng yang melibatkan ratusan motoris, rakyat biker independen atau para daily rider juga kerap jadi korban kekerasan ini. Sialnya, nggak ada kepastian apakah ini benar-benar ulah anggota geng motor, life members yang setia pada doktrin geng, oknum, partisipan atau orang luar yang cuma mendompleng?

Fakta terjadi, jika ada sekumpulan ’pemetik’ alias perampok motor yang mengatasnakaman geng tertentu. Mereka memakai atribut sebuah geng atau ciri khusus. Begitu juga aksi kekerasan di jalanan yang sampai menghilangkan nyawa atau penganiayaan berat.


Jika melihat dari berbagai kejadian tindak kekerasan, hampir semuanya selalu mengatasnamakan kelompok bermotor. Karena memang sebagian besar pelaku menggunakan kendaraan bermotor dalam menjalakan aksinya.


Hal ini yang kemudian mendapat tanggapan serius. Menurut Koernia, Ketua Paguyuban Otomotif Cirebon (POCI), menjelaskan. "Dengan adanya berbagai kasus ini tentu saja sangat merugikan klub otomotif khususnya klub motor yang sudah terdaftar resmi, " ungkapnya.


Hal itu mendapat respon positif dari Polresta Cirebon. " Beberapa kasus dan tindak kekerasan yang selama ini terjadi, memang dilakukan oleh kelompok bermotor liar yang ada di Cirebon. Dari catatan Kepolisian saat ini, ada tiga kelompok bermotor liar yang sudah dinyatakan terlarang di Cirebon. Ketiga kelompok bermotor liar itu adalah XTC (eXalt To Coitus), GBR (GraB 0n Road), dan Konack, " tegas Kapolresta Cirebon Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ary Laksmana Wijaya yang disampaikan Kasat Serse Ajun Komisaris Polisi (AKP) Hendry Soelistiawan.

Menurut catatan Koernia yang selalu mengikuti perkembangan kelompok bermotor liar ini, kejadian tindak kekerasan yang dilakukan kelompok bermotor liar ini sudah berlangsung sejak pertengahan 2007 lalu.


Dari beberapa kejadian itu, memang terungkap kalau pelaku yang tertangkap dan sebagian besar masih berstatus sebagai pelajar ini mengaku terlibat karena diajak oleh rekannya dalam kelompok bermotor liar itu.


Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas, kami berdiskusi dengan Ferdie, salah satu senior Exalt To Coitus (Sekarang Exalt To Creativity Sexy Road) angkatan 1992. Bagi Ferdie, istilah geng motor perlu dipertanyakan.”Kami menyebut diri kami klub, publiklah yang memberi julukan geng,” bukanya.


Baginya, keberadaan oknum, partisipan atau mengkambinghitamkan satu geng dengan geng lainnya kerap terjadi. ”Banyak juga yang memancing di air keruh. Mengaku anggota XTC dan kenal dengan para senior dan melakukan tindak kejahatan. Akibatnya, kami semakin dianggap sampah masyarakat,” keluh Ferdie.


Sebelum 2001, XTC terdaftar di IMI, hingga terjadi sebuah peristiwa di mana XTC dianggap biang rusuh.”Tanpa klarifikasi dari pihak kami, keanggotaan XTC dicoret,” tambah Ferdie.


Bagusnya ini tidak juga mengurungkan niat mereka untuk mecari citra yang baik di awal 2010 ini. Beberapa kegiatan sosial seperti khitanan masal, penanaman pohon kerap dilakoni. Baik dari Brigez, XTC maupun klub lainn yang selama ini dicap geng.


Malahan sempat juga dibentuk sebuah organisasi positif. Yakni, Forum Club Motor Bandung (FCMB) yang anggotanya kala itu sudah mencapai 40-an klub. Forum ini dimotori para pentolan Brigez. Ini juga satu bukti jika mereka sedang berusaha mengubah imej dan menampilkan citra positif di masyarakat.


Yuk kita dukung mereka!


Penulis/Foto : Isf@n, Obeth/Boyo


http://motorplus-online.com/

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2010. 551 Community . All rights reserved